ruangselebriti.blogspot.com - Dengan tekad dan kerja kerasnya, Dato Sri Tahir sukses menjadi salah satu miliuner di Indonesia. Dato pun meluncurkan buku otobiografi berjudul 'Living Sacrifice'. Anak dari mantan juragan becak ini mampu mengubah nasibnya menjadi orang terkaya nomor 12 di Indonesia. Di acara peluncuran bukunya, terungkap fakta bahkan Tahir berasal dari keluarga yang tak mampu, bahkan ia sempat berjualan kue untuk biaya hidupnya.
"Dato Sri Tahir, anak juragan becak, ibunya bahkan tidak mampu membawa pulang Tahir dari rumah sakit. Mendapat pendidikan dagang dari kedua orang tuanya, berjualan kue, dealer mobil, hingga usaha garmen pernah dilaluinya," kata salah satu pembawa acara di acara peluncuran otobiografi Tahir, di Hotel Shangri La, Jakarta, Rabu (23/9/2015).
Tahir pernah menggelontorkan dana US$ 103,5 juta bersama Bill Gates untuk memberikan bantuan di bidang kesehatan di Indonesia. "Beliau mengatasi masyarakat berjuang melawan TBC, malaria, dan polio. Terjun langsung ke rumah sakit Hasan Sadikin, Bandung, temui pasien dan pastikan bantuannya sampai," kata pembawa acara.
"Dibesarkan dari kondisi miskin, Dato Sri Tahir tahu persis bagaimana membantu mereka. Pak Tahir mengatakan, sepanjang sejarah saya tidak pernah melihat konglomerat jatuh miskin karena membantu banyak orang," tambah pembawa acara.
Acara peluncuran buku ini dihadiri banyak tokoh nasional, mulai dari Presiden ke-3 Indonesia BJ Habibie, datang pula Menteri Perindustrian Saleh Husin, mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir, Tanri Abeng, Agum Gumelar, Moeldoko dan banyak lagi.
"Saya ingin buku ini dibaca oleh banyak pembaca. Pesan di buku ini adalah manusia biasa berbekal dari kerja keras dan Rahmat Yang Maha Kuasa, tidak mustahil menggapai kesuksesan. Saya ingin menghilangkan sinisme dalam menghadapi masa depan," ungkap Tahir.
Mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menceritakan pernah meminta tolong ke orang terkaya ke-12 di Indonesia ini, setelah mentok minta bantuan ke mana-mana.
"Tidak banyak orang seperti Pak Tahir. Saya mengenal akrab beliau baru 3 tahun lalu. Saya kenal beliau pengusaha yang aktif di Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia). Bagaimana beliau mendorong kerja sama bilateral dengan China. Beliau kelihatan bukan kerja keras hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga ke bangsa ini," kata Gobel.
Gobel mengungkapkan, ia pernah meminta bantuan dana ke Tahir ketika Indonesia menggelar Sea Games 2011. Saat itu dana masih kurang padahal ini acara menyangkut nama baik negara. Pada waktu itu, Gobel Ketua Indonesia SEA Games Organizing Committee.
"Ketika saya datang ke pengusaha minta bantuan Sea Games 2011, banyak pengusaha hanya bilang semoga sukses Pak Rachmat. Padahal itu nama negara. Kurang dua bulan dan uang negara belum cair. Saya baru SMS Pak Tahir 5 menit, tapi beliau sudah langsung balas apa yang bisa saya bantu?" ungkap Gobel.
"Saya punya kekaguman. Saya pernah sampaikan Pak Tahir buat buku saja. Kita butuh pengusaha seperti Pak Tahir. Ini memberi contoh dan keteladanan pengusaha tangguh. Harus banyak pengusaha seperti Pak Tahir di Indonesia," tambah Gobel.
Gobel menambahkan lagi, Indonesia butuh banyak orang seperti Tahir, agar kesenjangan antara kaya dan miskin makin berkurang.
"Beliau saat ini menjadi orang terkaya nomor 12 di Indonesia dengan nilai kekayaan lebih dari US$ 2 Miliar. Beliau hidup penuh perjuangan, penuh pengorbanan. Jika di Indonesia banyak tokoh seperti mereka, akan berkurang kesenjangan antara kaya dengan miskin. Sebagai anak juragan becak, Beliau sering diajak berjalan malam keliling dari satu gubuk ke gubuk lain menengok para pengayuh becak. Dalam buku itu Pak Tahir menunjukkan betapa beliau mencintai Ibunya," tutup Gobel.
(rrd/hen;detik.com)
0 Response to "Kisah Dato Sri Tahir, Anak Kurang Mampu Yang Jadi Orang Terkaya di Indonesia"
Post a Comment